5 Fakta Menarik Paok Delima, Burung Cantik yang Pemalu

Penjelasan tentang Burung Paok Delima

Burung paok delima (Erythropitta granatina) mungkin terdengar asing bagi sebagian orang, namun penampilannya sangat menarik dan memukau. Dengan kombinasi warna bulu yang menarik, burung ini memiliki ciri khas yang membuatnya mudah dikenali. Bagian perut dan kepala atas berwarna merah, sedangkan dada dan sebagian kepala berwarna hitam. Punggung dan sayapnya berwarna biru dengan sedikit corak putih. Tidak hanya itu, ukuran tubuhnya relatif kecil, dengan panjang sekitar 15—16 cm dan bobot antara 53—70 gram.

Berikut adalah beberapa fakta menarik mengenai burung paok delima:

1. Peta Persebaran dan Habitat Alami

Burung paok delima tinggal di kawasan Asia Tenggara, termasuk Semenanjung Malaysia, Pulau Sumatra, Pulau Kalimantan, serta beberapa pulau kecil di sekitarnya. Total area persebaran mereka mencapai sekitar 2,3 juta km persegi. Mereka tidak melakukan migrasi, sehingga habitat alami mereka sangat penting untuk kelangsungan hidup spesies ini.

Habitat utama paok delima adalah hutan dataran rendah dengan vegetasi padat. Namun, mereka juga bisa hidup di hutan sekunder maupun rawa, selama ada pohon untuk bertengger atau bersembunyi. Ketinggian yang paling sesuai untuk mereka adalah 0—600 meter di atas permukaan laut.

2. Makanan Favorit

Paok delima merupakan burung omnivora, artinya mereka memakan berbagai jenis makanan. Sumber makanan nonhewani berasal dari biji-bijian dan buah-buahan di hutan, sementara makanan hewani seperti serangga, semut, kumbang, kecoak, dan siput menjadi bagian penting dalam diet mereka.

Aktivitas mencari makan dilakukan saat matahari masih terbit, sehingga paok delima termasuk burung diurnal. Meski lebih sering bergerak di daratan, mereka tetap perlu terbang ke pohon untuk beristirahat atau melindungi diri dari predator.

3. Termasuk Burung Pengicau dengan Suara Menarik

Tidak hanya menarik secara visual, paok delima juga dikenal karena suara kicauannya yang merdu. Mereka termasuk dalam famili Pittidae, yang terkenal akan kicauan mereka. Paok delima biasanya menggunakan kicauan untuk memanggil sesama, terutama saat musim kawin.

Suara paok delima terdengar seperti peluit panjang yang terputus-putus. Mereka bisa mengulangi kicauan tersebut berkali-kali sampai menemukan pasangan atau merasa lelah. Bentuk vokal lain yang sering terdengar adalah \”keow\”, \”keew\”, \”skyeew\”, atau \”eeyow\”. Semakin dekat dengan musim kawin, semakin \”berisik\” paok delima bersuara. Bahkan, baik jantan maupun betina mengeluarkan jenis kicauan yang sama selama periode tersebut.

4. Sistem Reproduksi

Musim kawin paok delima terjadi antara Maret—Agustus. Selain kicauan khas, ritual perkawinan mereka belum sepenuhnya diketahui. Yang jelas, pasangan paok delima akan membangun sarang bersama dan biasanya berada cukup dekat dengan tanah. Betina akan bertelur, biasanya dua butir, dan mengerami telur selama 14—18 hari. Kedua induk kemudian memberikan makanan yang cukup untuk anak-anak mereka setelah menetas. Sayangnya, belum diketahui kapan anak paok delima dapat hidup mandiri atau usia rata-rata yang bisa dicapai spesies ini.

5. Status Konservasi

Keberadaan paok delima di alam saat ini sangat mengkhawatirkan. IUCN Red List mengategorikan mereka sebagai spesies \”hampir terancam\” (Near Threatened) dengan tren populasi yang terus menurun. Penyebab utamanya adalah kerusakan habitat akibat penebangan liar dan kebakaran hutan. Populasi paok delima sudah punah di beberapa negara, seperti Thailand, Myanmar, dan Singapura. Untuk menjaga kelangsungan hidup mereka, perlindungan hutan sangat penting agar tidak rusak akibat keserakahan manusia.

Burung paok delima memiliki penampilan yang menarik dan suara yang merdu, menjadikannya spesies yang layak dilindungi. Sayangnya, ancaman terhadap habitat alaminya terus meningkat. Semoga tindakan tegas dari pihak berwajib dapat segera diambil untuk menjaga keberlanjutan ekosistem dan kelangsungan hidup spesies ini.