Keenam Kebiasaan yang Dihindari oleh Orang-orang yang Tetap Cerdas di Usia 80-an
Ada sejumlah individu yang mampu mempertahankan ketajaman mental hingga usia lanjut, bahkan mencapai usia 80-an. Mereka dikenal sebagai \”superagers\” karena kemampuan kognitifnya setara dengan orang yang jauh lebih muda. Pola hidup mereka berbeda dari kebanyakan orang, dan ada beberapa kebiasaan yang secara sistematis mereka hindari.
Menghindari Penyusutan Koneksi Sosial
Kualitas hubungan sosial lebih penting daripada jumlah pertemanan. Kesepian kronis dapat memicu peradangan dan respons stres yang mempercepat penurunan fungsi kognitif. Superagers menjaga hubungan penting dengan konsistensi dan kualitas, sehingga tidak mengizinkan diri mereka untuk terus-menerus menyusut dalam interaksi sosial.
Tidak Menyikapi Tubuh Seperti Kendaraan untuk Kepala Saja
Mereka menolak gaya hidup yang tidak aktif atau hanya duduk terlalu lama. Aktivitas fisik meningkatkan aliran darah ke otak dan membantu pertumbuhan neuron baru. Gerakan alami dan olahraga rutin menjadi bagian dari kehidupan mereka.
Tidak Hanya Berpegang pada Hal yang Sudah Diketahui
Otak berkembang pesat melalui hal-hal baru dan tantangan. Rasa ingin tahu mendorong otak untuk membuat jalur saraf baru. Superagers tetap mempertahankan rasa ingin tahu dan bersedia menjadi pemula, sehingga terus belajar dan berkembang.
Mengabaikan Tanda Peringatan Dini Masalah Vaskular
Kesehatan otak sangat bergantung pada aliran darah yang baik. Tekanan darah dan gula darah yang tidak terkontrol dapat merusak fungsi kognitif. Mereka memperhatikan \”angka-angka\” kesehatan seperti kolesterol dan glukosa, serta menjaga kesehatan secara keseluruhan.
Tidak Menerima \”Momen Senior\” sebagai Keniscayaan
Mereka tidak langsung pasrah saat ada perubahan ingatan. Sebaliknya, mereka selalu menyelidiki penyebabnya dan bertindak jika diperlukan. Penurunan kognitif bisa disebabkan oleh masalah yang bisa diperbaiki, seperti kurang tidur atau kekurangan vitamin.
Tidak Hidup dalam Bentuk Waktu Lampau
Orang-orang yang tetap tajam selalu berbicara tentang waktu kini dan masa depan. Mereka memiliki rencana atau proyek yang dinanti-nanti, sehingga otak tetap terlibat dalam pemecahan masalah. Mereka tidak menunggu hidup terjadi, tetapi terus menjalani hidup dengan momentum maju.
Kesimpulan
Enam kebiasaan ini menunjukkan bahwa menjaga ketajaman mental bukanlah tentang ritual ajaib, tetapi tentang penolakan untuk menerima penurunan kognitif sebagai hal yang tak terhindarkan. Pilihan gaya hidup yang dibuat sejak lama sangat berpengaruh. Faktor genetik memang berperan, tetapi pilihan gaya hidup juga sangat penting. Superagers tetap aktif dalam kehidupan sosial, fisik, dan mental, sehingga otak mereka tetap tajam dan berfungsi optimal.


Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.