Mengapa Obat Terasa Pahit?

·

·



Top Up Isi Ulang Game Murah

Obat adalah penyelamat saat tubuh kita sakit. Namun, meski fungsinya menyembuhkan, banyak orang mengeluhkan rasa obat yang pahit, getir, bahkan meninggalkan aftertaste logam di mulut. Mengapa bisa begitu?

Sebagian besar obat modern terinspirasi dari senyawa alami, khususnya dari tumbuhan dan hewan laut seperti spons atau karang. Senyawa ini pada dasarnya adalah “alat pertahanan diri” makhluk hidup yang tidak bisa bergerak. Mereka tidak bisa kabur dari predator, jadi satu-satunya cara bertahan adalah memproduksi bahan kimia. Biasanya, senyawa itu bersifat toksik bagi manusia maupun hewan lain.

“Mereka tidak bisa kabur dari predator, jadi satu-satunya cara bertahan adalah memproduksi bahan kimia. Biasanya, senyawa itu bersifat toksik bagi manusia maupun hewan lain,” jelas Orazio Taglialatela Scafati, ahli biologi farmasi dari University of Naples Federico II, Italia.

Selama jutaan tahun, tumbuhan dan hewan berevolusi menghasilkan zat kimia yang bisa memengaruhi tubuh predatornya—mulai dari glikosida jantung pada bunga foxglove yang bisa menghentikan detak jantung, alkaloid halusinogen dari belladonna, hingga senyawa taksan beracun pada buah yew.

Manusia pun ikut berevolusi dengan membangun sensor rasa pahit sebagai alarm alami: pahit = berbahaya. Dengan kata lain, rasa pahit memberi sinyal bahwa ada zat yang bisa mengubah keseimbangan kimia tubuh.

Dari Racun Menjadi Obat

Seiring berkembangnya sains, manusia mulai memahami cara kerja senyawa tersebut dalam tubuh. Dari situ, ilmuwan mengolahnya menjadi obat yang aman dan bermanfaat.

Beberapa obat masih berasal langsung dari alam, seperti penisilin (antibiotik) atau morfina (pereda nyeri). Namun kebanyakan obat hanya meniru struktur kimia senyawa alami, lalu dimodifikasi agar lebih efektif.

“Obat harus punya banyak fitur: bisa diminum, bisa diserap tubuh, sampai ke target organ, dan aktif bekerja. Kadang perlu mengubah struktur kimia agar tercapai,” ujar Taglialatela Scafati.

Obat Bukan Sekadar Zat Aktif

Menurut Bahijja Raimi-Abraham, ilmuwan farmasi dan apoteker di King’s College London, obat yang kita konsumsi bukan hanya bahan aktif. Ada juga komponen tambahan bernama eksipien. Fungsinya menjaga stabilitas, memudahkan penyerapan, serta membuat obat bisa diolah jadi sirup, tablet, atau kapsul.

Secara teori, penambahan perasa manis atau penyedap dalam eksipien bisa menutupi rasa pahit. Namun, kenyataannya lebih kompleks.

“Orang sering fokus pada rasa, padahal seharusnya kita bicara soal palatabilitas,” jelas Raimi-Abraham. “Itu bukan hanya soal rasa, tapi juga bau, aftertaste, tekstur, dan tampilan. Semua itu menentukan apakah pasien mau menerima obatnya atau tidak.”

Tantangan: Anak-Anak dan Lansia

Masalah palatabilitas paling krusial pada pasien anak-anak dan lansia. Jika obat terasa terlalu pahit atau tidak enak, risiko mereka menolak atau kesulitan minum obat jadi lebih besar.

Ini bisa berbahaya, karena gagal minum obat berarti penyakit bisa memburuk. Pada kasus antibiotik, tidak menghabiskan dosis juga berkontribusi pada resistensi antibiotik—masalah serius di dunia medis.

Rasa Pahit: Seni sekaligus Sains

Membuat obat yang rasanya bisa diterima bukanlah hal mudah. Tubuh manusia memiliki sensor rasa bukan hanya di lidah, tapi juga di esofagus hingga lambung. Itu artinya, meski rasa pahit sudah ditutupi di mulut, zat aktif bisa menimbulkan aftertaste tidak enak ketika larut di lambung.

Tak heran perusahaan farmasi menghabiskan jutaan dolar tiap tahun untuk mengatasi persoalan ini. Ada banyak strategi: menambahkan pemanis dan perasa, memberi lapisan khusus pada tablet, mengubah struktur kimia, hingga menggunakan bahan tambahan yang mengubah tekstur di mulut.

Namun, hasilnya tetap bergantung pada faktor manusia, seperti usia dan sensitivitas indera perasa.

“Alasan kenapa masih ada obat yang pahit adalah karena ini bukan sekadar sains, tapi juga seni. Tantangannya adalah meracik strategi formulasi yang pas agar keseluruhan rasa bisa diterima pasien,” kata Raimi-Abraham.

Jadi, obat pahit bukanlah kesengajaan pabrik farmasi. Rasa itu berasal dari sejarah panjang evolusi, kimia alam, dan kompleksitas tubuh manusia. Meski rasanya tidak enak, pada akhirnya obat tetap punya misi utama: menyelamatkan hidup kita.


Leave a Reply

ASKAI NEWS | Kupon kode diskon: NOVEMBERAIN Selama bulan November.

Nonton Streaming Anime (Askai Anime) di AINIME.ID


 

Translate »