Kinerja Keuangan Bank NTT Membaik dengan Suntikan Modal dari Bank Jatim
Bank NTT (Nusa Tenggara Timur) terus menunjukkan pertumbuhan kinerja keuangan yang positif. Salah satu faktor utama yang berkontribusi pada peningkatan ini adalah suntikan modal sebesar Rp 100 miliar dari Bank Jatim. Penyertaan modal ini dilakukan sebagai bagian dari skema Kelompok Usaha Bank (KUB), yang bertujuan untuk memperkuat posisi keuangan dan stabilitas Bank NTT.
Penyertaan modal sebesar Rp 100 miliar tersebut dilakukan oleh Bank Jatim pada tanggal 30 September 2025. Hal ini diumumkan melalui keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dengan adanya tambahan modal ini, Bank Jatim resmi menjadi salah satu pemegang saham Bank NTT. Pjs. Vice President Corporate Secretary Bank Jatim, Fenty Rischana, menyampaikan bahwa penyertaan modal ini merupakan langkah strategis dalam mendukung kinerja Bank NTT.
Pertumbuhan Laba dan Pendapatan
Hingga semester pertama tahun 2025, atau Triwulan II, Bank NTT mencatatkan laba bersih sebesar Rp 89,44 miliar. Angka ini tumbuh sebesar 9,82 persen secara year-on-year (yoy) dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini didorong oleh meningkatnya pendapatan bunga bersih, yang naik sebesar 4,14 persen menjadi Rp 535,13 miliar.
Selain itu, beban bunga juga mengalami penurunan sebesar 6,41 persen, sehingga pendapatan bunga bersih bisa lebih besar. Pendapatan ini diperoleh dari penyusutan beban bunga yang turun menjadi Rp 249,79 miliar.
Dari sisi intermediasi, realisasi kredit Bank NTT juga mengalami pertumbuhan sebesar 2,18 persen yoy menjadi Rp 12,78 triliun. Kualitas kredit tetap terjaga dengan rasio on-performing loan (NPL) gross sebesar 3,47 persen dan NPL nett yang turun 40 basis poin menjadi 1,12 persen pada Juni 2025.
Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga dan Aset
Penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) Bank NTT juga mengalami pertumbuhan sebesar 1,84 persen yoy menjadi Rp 13,13 triliun. Rasio dana murah atau current account saving account (CASA) mencapai Rp 7,25 triliun atau sekitar 55,19 persen dari total DPK.
Sejalan dengan pertumbuhan kredit dan DPK, total aset Bank NTT juga meningkat sebesar 1,90 persen yoy, dari Rp 17,24 triliun pada Juni 2024 menjadi Rp 17,57 triliun pada Juni 2025.
Peran Bank Jatim dalam Penguatan Bank NTT
Gubernur NTT Melki Laka Lena, selaku Pemegang Saham Pengendali (PSP) Bank NTT, percaya bahwa kinerja Bank NTT akan semakin baik dengan adanya dukungan dari Bank Jatim. Ia menyatakan bahwa kehadiran Bank Jatim sebagai PSP kedua akan memperkuat posisi Bank NTT dalam bersaing dengan bank-bank lain.
Sebelumnya, dalam laporan keuangan tahun 2024, Bank NTT berhasil mencatatkan pertumbuhan bisnis yang signifikan. Laba sebelum pajak pada tahun 2024 mencapai Rp 231,11 miliar, naik drastis sebesar Rp 82,56 miliar atau 55,59 persen dibandingkan laba sebelum pajak pada tahun 2023 yang sebesar Rp 148,54 miliar.
Kesimpulan
Dengan adanya suntikan modal dari Bank Jatim, Bank NTT semakin kuat dalam menjalankan operasionalnya. Pertumbuhan kinerja keuangan yang positif menunjukkan bahwa Bank NTT telah mampu memenuhi syarat-syarat keuangan yang diperlukan, termasuk pemenuhan Modal Inti Minimum (MIM) sebesar Rp 3 triliun. Hal ini menjadi bukti bahwa kerja sama antara Bank NTT dan Bank Jatim melalui skema KUB telah memberikan dampak yang signifikan.


Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.