Rabies Masih Ancaman Serius, 1.013 Kasus di Aceh Tahun 2025

·

·

Peringatan Penting tentang Rabies di Aceh

Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Aceh mengajak masyarakat untuk meningkatkan kesadaran dalam upaya pencegahan penyakit rabies. Sebagai penyakit menular dari hewan ke manusia, rabies masih menjadi ancaman serius bagi kesehatan masyarakat di Aceh.

Ketua PDHI Aceh, drh Nurdiansyah Alasta, MKes menjelaskan bahwa rabies merupakan penyakit zoonosis yang sangat berbahaya dan hampir selalu berakibat fatal bila tidak ditangani dengan cepat. Ia menyatakan bahwa Indonesia, termasuk Aceh, masih menghadapi tantangan dalam upaya pencegahan dan pengendalian rabies, terutama di daerah pedesaan yang berinteraksi langsung dengan hewan penular rabies seperti anjing, kucing, dan kera.

Pada periode Januari hingga 15 September 2025, data yang dirilis oleh Dinas Peternakan Aceh mencatat ada 1.013 kasus Gigitan Hewan Penular Rabies (GHPR) di Provinsi Aceh. Kasus GHPR tersebut terjadi di 23 kabupaten/kota di Provinsi Aceh. Kasus GHPR tertinggi terjadi di Kabupaten Aceh Tengah sebanyak 241 kasus.

Data ini menunjukkan bahwa rabies masih menjadi masalah kesehatan yang signifikan di Provinsi ini. Pada tahun 2025 ini saja, dua orang meninggal dunia akibat positif rabies di Aceh, satu orang di Aceh Tengah dan satu orang di Aceh Singkil.

Untuk mencegahnya, PDHI Aceh bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk Dinas Peternakan Aceh, Dinas Pertanian Aceh Tengah, dan DPC Apdesi Aceh Tengah, melaksanakan serangkaian kegiatan pencegahan dan pengendalian rabies di Kabupaten Aceh Tengah pada 29 September 2025.

Kegiatan ini mencakup vaksinasi rabies di Kecamatan Pegasing, sosialisasi rabies kepada masyarakat, dan sosialisasi rabies kepada siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) 7 Pegasing. Kemudian, pemeriksaan kesehatan hewan dan vaksinasi rabies di Lapangan GOS Takengon, serta Contest Photo kucing, juga di Lapangan GOS Takengon.

Dalam kegiatan ini, PDHI Aceh mengikutsertakan 30 dokter hewan, baik dari Banda Aceh maupun dari Aceh Tengah sendiri. Kegiatan ini juga bagian dari peringatan World Rabies Day (WRD) yang diperingati setiap tanggal 28 September. Tahun ini, WRD 2025 bertemakan “Act Now: You, Me and Community”. Tema ini bermakna ajakan untuk segera bertindak bersama dalam upaya pencegahan dan pemberantasan rabies, dengan menekankan peran individu, teladan pemimpin, dan kekuatan kerja sama komunitas.

Penyebab Rabies

Rabies disebabkan oleh virus rabies dari genus Lyssavirus, yang menyerang sistem saraf pusat dan bisa berakibat fatal jika tidak ditangani dengan cepat. Berikut adalah penjelasan lengkap tentang penyebab dan penularannya:

Cara Penularan Rabies

  • Gigitan hewan terinfeksi: Ini adalah cara paling umum. Virus terdapat dalam air liur hewan yang terinfeksi dan masuk ke tubuh melalui luka gigitan.
  • Luka terbuka atau selaput lendir: Virus bisa masuk jika air liur hewan terinfeksi mengenai luka terbuka, mata, hidung, atau mulut.
  • Hewan pembawa utama:
  • Anjing (penyebab utama di Indonesia)
  • Kucing
  • Kelelawar
  • Rakun, musang, dan serigala (lebih umum di negara lain)

Faktor Risiko

  • Tidak divaksinasi rabies
  • Tinggal di daerah dengan kasus rabies tinggi
  • Kontak langsung dengan hewan liar atau hewan peliharaan yang tidak divaksin

Proses Infeksi

Setelah masuk ke tubuh, virus rabies menyebar melalui sistem saraf menuju otak. Masa inkubasi bisa berlangsung dari beberapa hari hingga beberapa bulan, tergantung lokasi gigitan dan jumlah virus yang masuk.


Leave a Reply

ASKAI NEWS | Kupon kode diskon: NOVEMBERAIN Selama bulan November.

Nonton Streaming Anime (Askai Anime) di AINIME.ID


 

Translate »