Kelurahan Tangki, Jakarta Barat, tidak hanya dikenal sebagai kawasan yang padat penduduk, tetapi juga memiliki sejarah panjang dalam dunia perfilman Indonesia. Nama Tangkiwood sering disebut sebagai \”Hollywood-nya Jakarta\” karena menjadi pusat kehidupan para seniman dan artis. Namun, baru-baru ini, kawasan ini kembali mendapat perhatian setelah terjadi kebakaran besar yang menimbulkan dampak luar biasa bagi warga setempat.
Kebakaran hebat terjadi di Jalan Gang Langgar 1, Kelurahan Tangki, Kecamatan Taman Sari, Jakarta Barat, pada Minggu, 28 September 2025. Api membara selama 12 jam dan menyebabkan ribuan warga kehilangan tempat tinggal. Menurut informasi dari Kompas.com, kebakaran ini menimpa sedikitnya 319 kepala keluarga atau sekitar 1.268 jiwa. Kerugian diperkirakan mencapai Rp35 miliar, namun untungnya tidak ada korban jiwa.
Laporan kebakaran masuk ke Gulkarmat sekitar pukul 10.04 WIB. Dalam waktu kurang dari 10 menit, 24 unit mobil pemadam kebakaran dengan 120 personel tiba di lokasi. Namun, karena kepadatan permukiman, api sulit dikendalikan. Akhirnya, api bisa dipadamkan sekitar pukul 23.09 WIB.
Tangkiwood sendiri memiliki sejarah yang sangat menarik. Kawasan ini menjadi pusat kehidupan artis-artis Indonesia, mirip dengan Hollywood di Amerika atau Bollywood di India. Menurut Kompas.com, Tangkiwood adalah sebuah kampung di Jakarta Barat yang menjadi pusat kehidupan seniman dan film. Pada era 1940-an, Tangki menjadi saksi hidup glamournya kehidupan artis tanah air, sehingga dijuluki sebagai Tangkiwood.
Di kemudian hari, Tangkiwood dikenal sebagai pusat produksi film berbiaya rendah. Banyak film-film yang dibuat di sini menggunakan peralatan seadanya dan melibatkan masyarakat setempat. Karena itu, Tangkiwood memiliki tempat tersendiri di kalangan pembuat film independen. Tempat ini merekam kehidupan sosial yang kompleks, budaya urban, serta kehidupan masyarakat Jakarta kelas bawah.
Tangkiwood terletak di belakang kawasan hiburan Lokasari. Dulu, kawasan ini dikenal sebagai Prinsen Park. Tangkiwood lahir atas prakarsa pengusaha pemilik Prinsen Park, yaitu Tan Hin Hie, yang datang ke Jakarta pada 1913. Saat itu, ia prihatin melihat kondisi pemain opera yang tidak punya tempat tinggal dan tidur di atas panggung ketika Prinsen Park ditutup. Dari situ, dibangunlah penginapan khusus untuk para pemain opera.
Beberapa seniman yang lahir dari Tangkiwood antara lain Tan Tjen Bok, Wolly \”Mak Wok\” Sutinah, Fifi Young, Idris Sardi, dan jangan lupakan Laila Sari. Bing Slamet, nama lengkapnya Ahmad Syech Albar, juga merupakan legenda lawak Indonesia yang lahir dari kawasan ini. Ia dikenal sebagai multitalenta yang bisa melawak, menyanyi, dan berakting.
Konon katanya, Bing Slamet-lah yang pertama mengusulkan nama Tangkiwood untuk kampung artis yang lokasinya tak jauh dari Taman Hiburan Rakyat Lokasar. Mimpinya, Tangkiwood bisa mengalahkan Hollywood-nya Amerika.
Mak Nyak alias Aminah Cendrakasih juga merupakan alumnus Tangkiwood. Nama lengkapnya dikenal banyak orang setelah membintangi film Si Doeal Anak Sekolahan. Sebelumnya, Mak Nyak sudah malang melintang di film-film nasional.
Laila Sari atau Laela Sari adalah artis tiga zaman. Dia disebut-sebut sebagai artis terakhir yang tinggal di Tangkiwood. Dia mengembuskan napas terakhir pada usia 82 tahun.


Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.